BS-Kota Bima (8/2), Boarding School MTsN 1 Kota Bima untuk kesekian kalinya mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Santri (LDKS) Ikatan Santri Boarding School (ISBS). Muhammad Salahudin Satria Utama Santri kelas IX BS 2 sukses memandu dengan dua bahasa, Arab dan Indonesia. Lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an yang dibawakan oleh Tri Aidin Nawar membuat suasana pembukaan LDKS indor menjadi lebih hikmat. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Himne Santri selanjutnya menyodorkan nuansa klasik kerasnya perjuangan para santri harapan bangsa dalam membentengi diri dari degradasi moral serta kerasnya zaman.

Kepala Madrasah H. Abd. Ghani, S. Ag dalam sambutannya menyampaikan kepada santri-santriwati yang berjumlah sekitar 75 orang, “walaupun kita terlahir dengan karakter pemimpin. Kita memiliki ego yang begitu besar, kadangkala sulit untuk dikendalikan. Maka kehadiran LDKS ini sangat berguna untuk melatih dan me-manage ego yang kita miliki, terkhusus dalam lingkungan organisasi. Ego bisa terlahir karena harta, merasa diri anak orang kaya menjadikan ego yang kita miliki semakin menjadi-jadi. Ego juga dapat terlahir dari nasab, yakni faktor genetik bawaan dari orang tua. Namun sekali lagi kita harus melatih ego itu agar menjadi kekuatan bagi kita, bukan kelemahan yang menghancurkan pribadi. Pesan saya, ikuti kegiatannya hingga selesai, dengarkan materinya dan aplikasikan materinya sebagai bagian dari karakter yang kita miliki” pungkasnya. Di akhir sambutan beliau mengucapankan  rasa terimakasih dan penghargaan tertinggi kepada para pengurus yang telah bekerja keras dalam terlaksananya LDKS. 

LDKS Indor yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Isra’ dan Mi’raj nabi Muhammad SAW ini menyuguhkan beberapa materi seperti ; Kepemimpinan, Problem Solving dan Keorganisasian. Pada materi Kepemimpinan yang dibawakan oleh kepala Madrasah, beliau memulainya dari kemampuan menyampaikan Visi dan Misi. Kemampuan menyampaikan gambaran kinerja yang akan dilakukan ke depan setelah terpilih.

Menjadi pemimpin harus memiliki karakter Nabi SAW dalam diri. Salah satunya ialah karakter As-Siddik (jujur), mulai dari perkataan maupun perbuatan. Jujur terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain. Selanjutnya H. Abd. Ghani, S. Ag menegaskan bahwa menjadi pemimpin haruslah Amanah (dapat dipercaya).

Berkaca dari rekam jejaknya sewaktu menjadi kepala MTsN 2 Kota Bima, beliau menyampaikan bahwa kejujuran dan kemampuan menjaga amanah ialah faktor penting yang harus dimiliki sebagai seorang pemimpin. Tidak hanya itu, pemimpin harus menjadi pendengar yang baik untuk mengetahui masukan dan kritikan dari orang yang dipimpin. Tidak pantas menjadi pemimpin yang diktator. Menjadi pemimpin harus memiliki sifat sabar, Tabliq dan fathonah. Oleh sebab itu, para santri harus memahami beberapa level kepemimpinan Rasulullah SAW, diantaranya ; dicintai masyarakatnya, dapat dipercaya, layak untuk diiukuti, memiliki karakter pencipta kader. 

Memasuki pukul 10.30 wita, materi LDKS berlanjut pada Problem Solving yang dibawakan oleh ustadz Amiruddin, S. Pd., M. Pd, seorang Dosen yang juga penggiat literasi. Beliau adalah pemilik dari Perpustakaan mini nan terkenal yang berlokasi di Sadia-Kota Bima. Para santri dipandu untuk memahami apa itu masalah, bagaimana menyikapi masalah dan tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi. Masalah merupakan hal yang biasa dimiliki oleh semua makhluk yang bernyawa. Mengingat kewajiban dari makhluk adalah mengabdi kepada penciptanya. Maka dalam menyikapi masalah, kita harus berhati-hati. Tindakan yang diambil untuk menangani masalah haruslah sesuai porsinya. Jika masalah dengan Allah, maka minta maaflah kepada Allah SWT. Dan jika keliru pada sesama makhluk, maka minta maaflah kepada Makhluk.

Sebagai penutup, Boarding school MTsN 1 Kota Bima merancang materi Keorganisasian yang dibawakan oleh Mihram Imamsyah, M. H. Bersama pemateri buang juga berprofesi sebagai Dosen tersebut, para santri diajak untuk mengenal apa itu organisasi secara lebih jauh. Dalam proses pemberian materi, tidak lupa beliau menyelipkan games untuk membuat suasana menjadi lebih cair. Semua peserta yang mengikuti kegiatan LDKS Indor menjadi bersemangat.

Pemateri yang biasa disapa ustadz Mihram tersebut mengajak para santri untuk tetap semangat bersekolah, namun tidak meninggalkan peran dalam keorganisasian. Beliau menggunakan perumpamaan angka 1 untuk sekolah dan 0 untuk organisasi. Mindset ketidak bergunaan organisasi di kalangan masyarakat kita memang tidak dapat dihindari. Namun lingkungan organisasi akan menjadi penopang bagi ilmu di pendidikan formal menjadi lebih kompleks dan bermanfaat. (zx-01) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *