BS – Kota Bima, Boarding School MTsN 1 Kota Bima kembali melakukan wisuda tahfidz yang ke XII pada 21 Mater 2023 lalu di lapangan Sekolah. Sebanyak 34 orang hafidz dan 33 hafidzah resmi diwisudakan, bahkan ada yang sampai 14 Juz hafalannya. Acara yang dipersiapkan selama hampir satu bulan tersebut dinilai terselenggara dengan begitu spektakuler. Rangkaian penampilan para santri dan santriwati sukses menghipnotis para orang tua santri dan tamu undangan yang hadir. Mulai dari sesi pra acara sampai dengan acara inti begitu padat padat dengan penampilan. Para santri dan santriwati berkesempatan untuk unjuk kebolehan dalam bernyanyi, seni drama, dan penampilan-penampilan hebat lainnya.
Pada sesi pra acara, penonton yang hadir disuguhi dengan penampilan Try Aydin Nawwar kelas VI dengan gitarnya yang menyanyikan lagu “Celengan Rindu” karya Fiersa Besari dalam versi bahasa arab. Disusul dengan stand Up Comedy ala santri yang dibawakan oleh Najwa kelas VII. Ia bercerita tentang rutinitasnya selama berada di Boarding School sembari menyelipkan candaanya. Hanya saja ia memolesnya dengan genre yang berbeda, ala-ala anak gaul.
Tidak sampai di situ, untuk mengisi sesi pra acara para pembina Boarding School rupanya memang bermaksud tidak menyempatkan orang tua santri dan santriwati serta tamu undangan untuk jenuh. Pasalnya sederet hiburan yang dilakoni oleh para santri terus saja menyita ruang berpikir saat itu. Selepas Stand Up Comedy, disusul oleh penampilan yang dipunggawai oleh Khalifatul Nur Adilah kelas IX dengan 9 orang personilnya yang menyanyikan lagu anak berjudul “Bangau oh Bangau dan lagu Aiya Susanti Perempuan Banyak Muda” dalam serial animasi upin dan ipin, membuat para hadirin terpukau sekaligus kagum.
Tak habis di situ, kembali tampil Trio Cowboy yang membawakan lagu berbahasa inggris dan sembari dikonversikan pula dalam bahasa Arab. Pihak Boarding School sepertinya memang sengaja mendesain acar tersebut untuk menunjukan kebolehan para santrinya dalam tiga bahasa, yakni : Indonesia, Arab dan Inggris. Hal tersebut juga semakin apik dengan dikawal oleh kedua host keren bernama Halidah Wardhani dan Nurul Ilma Oriza Sativa kelas VII, penggunaan diksi kata dan mimik wajah serta pembawaan yang cukup energik. Ditutup dengan penampilan serial drama musikal “Kun Anta” yang mengajak para tamu undangan menyimak kembali bagaimana problematika kenakalan santri yang kemudian ditangani dengan bijak oleh para pembina Mudhabir.
Memasuki acara inti Host kemudian berpindah kepada Sabrina dan Latifah Multazimah, para hadirin yang menyaksikan diajak untuk bersholawat kepada nabiullah Muhammad SAW. Berjejer wajah-wajah orang tua santri terharu dan bahkan hingga meneteskan air mata. Lantunan suara yang merdu dan padat makna tersebut seolah mengajak para pendengar untuk kembali merenung dan bermuhasabah diri. Hal tersebut sangat berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya.
Penampilan spektakuler selanjutnya datang dari empat santriwati yang berorasi ilmiah tentang menyikapi realitas Hoax yang merajalela di berbahai media masa. Penampilan tersebut spontan dihadiahi dengan banyak tepuk tangan. Hingga kepala Depag Kota Bima kagum dengan kelihaian dan penempatan intonasi yang sangat memukau. Dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari Kepala MTsN 1 Kota Bima bapak Drs. M. Adnan, Ketua Komite dan Kepala Departemen Agama Kota Bima yang saling berbalas pantun.
Selepas itu, pihak orang tua dari Santri Ulilalbab Banu Muhammad yang menyampaikan pesan dan kesannya terhadap capaian anaknya dalam bidang tahfidz al-Qur’an. Saking terharunya, ia sampai meneteskan air mata bahagia. Tidak menyangka, buah hatinya dapat lulus dengan membawa bekal hafalan al-Qur’an terbanyak di angkatannya, yakni 14 Juz. Pasalnya, Boarding School MTsN 1 Kota Bima sudah mampu mendidik dan merubah anaknya dari yang pecandu Game menjadi seorang penghafal al-Qur’an. Di tengah kondisi sosial masyarakat yang begitu mengkhawatirkan, dinamika yang cukup kompleks beliau menyampaikan “saya masih berpendapat, menitipkan anak di pondok adalah salah satu solusi terbaik”, pungkasnya.
Selanjutnya dilanjutkan dengan prosesi penghafal al-Qur’an terbanyak yang jatuh pada santri atas nama Ulilalbab Banu Muhammad dengan jumlah hafalan 14 Juz. Disusul oleh penyerahan cenderamata kepada peraih syahadah tahfidz 5 juz sekali duduk. Ditutup dengan menyanyikan lagu “Impian Sahabat Qur’an” yang spontan membuat semua yang menyaksikan prosesi tersebut mengharu biru serta meneteskan air mata. Tidak sedikit para orang tua santri yang menangis sejadi-jadinya menyaksikan anak-anak mereka menyampaikan pesan kerinduan mereka lewat nada dan kata. Seolah rasa bangga terpancar dari wajah-wajah layu tersebut. dilanjutkan dengan ikrar para hafidz dan hafidzah.
Seolah ingin berbalas pesan, para pengurus Boarding School yang diwakili oleh wakil ketua Hj. St. Aisyah, S.Pd, sekretaris ustadzah Titik Nurhidayati, S.Pd.I dan ustadzah Thaury Maftuhah, S.Ag. Mereka menyampaikan isi hati mereka lewat bait-bait puisi yang memuat rincian setiap kasih sayang para pembina kepada para santrinya, seakan maknanya tidak mampu ditampung oleh kata. Meluber menjadi benih-benih kerinduan dan bermuara pada lautan air mata. Isyarat saling melepas tergambar jelas, hingga hampir semua zantri-santriwati menangis sejadi-jadinya. Tak tanggung-tanggung, kepala Departemen Agama Kota Bima juga turut membersamai kesedihan tersebut. Acara tersebut kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama.