Kota Bima (4/4), Beberapa waktu yang lalu Boarding school MTsN 1 Kota Bima telah melakukan serangkain tes masuk santri baru 2023, tes tersebut terdiri dari tes lisan dan tes tulis. Kemudian dilanjutkan dengan tes kepondokkan bagi calon santri yang akan mengikuti pembelajaran dijenjang Madrasah Tsanawiyah. Tes ini bertujuan untuk menilai kesiapan para calon santri untuk belajar di Boarding school MTsN 1 Kota Bima, sekaligus sebagai pemetaan Program yang akan digunakan Pembina boarding untuk pembinaan Tahfidhul Qurannya.

“Alhamdulillah Tes masuk calon santri baru tahun 2023/2024 ini berjalan sesuai rencana, sejak dibukanya pendaftaran pada tanggal 1 maret sampai dengan 10 Maret 2023 ini”ungkap Pak Junaid selaku ketua panitia penerimaan santri baru tahun ajaran 2023/2024.”Masyarakat sangat antusias mendaftarkan anak-anak mereka, dimana kita tahu bahwa direntang tanggal itu, siswa SD/MI masih melaksanakan Ujian Sekolah”tambahnya.

Tes masuk yang diselenggarakan panitia penerimaan santri baru dilakukan kepada peserta yang telah mendaftar offline (datang langsung kepondok) maupun yang mendaftar online. Mengingat pendaftar kali ini mayoritas berasal dari luar kota bahkan ada yang berasal dari luar provinsi, sehingga panitia penerimaan santri baru menfasilitasi tes online bagi santri yang tidak bisa menjangkau lokasi pondok.

Tes kepondokkan sendiri dilaksanakan pada 28 maret – 2 april 2023, tes tersebut hanya diperuntukkan bagi calon santri yang lulus tes lisan  dan tulisan. Selama rentang waktu tersebut seluruh calon santri baru wajib mengikuti semua rangkaian kegiatan pondok yang telah disusun oleh panitia dengan tujuan agar santri bisa memahami dan merasakan langsung bagaimana suasana kehidupan serta rutinitas kegiatan santri di boarding school MTsN 1 Kota Bima.

Seluruh rangkaian kegiatan tes kepondokkan ini dikoordinir langsung oleh ISBS (Ikatan Santri Boarding School) yang merupakan organisasi santri dibawah bimbingan mudabbir/ah. Diantara kegiatan yang dikuti oleh calon santri baru yaitu sholat dhuha, sholat tahajud, keterampilan berbahasa asing (Arab/Inggris), games edukatif, kepemimpinan, kemandirian, dan kerjasama.

Santri dan pesantren adalah bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan yang sangat kental dengan nilai-nilai Islam, pesantren mendidik santri untuk menerapkan nilai-nilai Islam di segala lini kehidupan

Tak heran, jika nilai-nilai agama, terutama adab, sangat melekat dalam keseharian santri, walaupun mereka telah lulus dari pesantren dan berkecimpung di lingkungan minim nilai agama. Salah satu adab yang sangat didorong kepada santri untuk diamalkan adalah adab dalam menuntut ilmu.

Hakikat Ilmu dan pemahaman hanya datang kepada hati yang bersih. Sedangkan orang yang tidak mendapatkan cahaya ilmu hanya akan beroleh teks-teks keilmuan saja tanpa pemahaman dan hakikat. Oleh karena itu, santri tidak hanya dituntut belajar, tetapi juga banyak amalan dan kegiatan ibadah berjamaah sebagai jalan pembersihan hati.

Selain itu, dalam menuntut ilmu seorang santri harus mengosongkan pikirannya dan memfokuskan seluruh perhatiannya kepada ilmu. Tanpa itu, seseorang tak akan mendapatkan hakikat ilmu itu sepenuhnya. Oleh karena itu, santri dijauhkan dari rumah orang tuanya dan tinggal di asrama sehingga ia dapat fokus menuntut ilmu dan tidak memikirkan hal lainnya.

Diakhir masa tes kepondokkan, para calon santri baru tak kuasa menahan isak tangis saat mengikuti renungan malam. Sekitar pukul 21.30 Wita, para generasi Islam ini berkumpul untuk mengikuti renungan malam. Suasana berlangsung khidmat dan satu persatu terdengar tangis para calon santri.

Pasalnya, dengan narasi mendalam ketika seorang pengajar menyampaikan hal tentang peran orangtua, seketika para santri menangis bergemuruh berteriak memanggil ibu mereka.

Kepala program boarding school, Bapak idham, S.Pd.I menyebut sebelum renungan para calon santri terlebih dulu mempersembahka penampilan-penampilan sebagai output selama proses tes kepondokkan. Beliau mengatakan, pihaknya mengadakan renungan malam bertujuan agar anak lebih bisa mengintrospeksi diri dan meningkatkan kedisiplinan santun terhadap orangtua.

“Semoga para calon santri bisa memetik hikmah dari renungan malam dan orang tua pun bisa lebih memicu anaknya untuk berprestasi ke jenjang yang lebih maju,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *